my sense of imagination

ads1

Selasa, 17 Juni 2014



PERKEMBANGAN AGAMA PADA REMAJA
DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
DOSEN PENGAMPU :
Anissatul Mufarokah
 









DISUSUN OLEH :
1. Diana Istiqlaliah
2. Dwi Ernawati
3. Ella Setyorini
4. Eny Masruroh
5. Arif Riza Azizi
FAKULTAS        : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN          : TADRIS MATEMATIKA
SEMESTER        : 2 (Dua)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG
MEI 2014

KATA PENGANTAR


            Alhamdulillah, segalapujibagi Allah SWT yang telahmenciptakandansenantiasameridhoiamalibadahkita.AtastaufikdanhidayahsertaridhoNya kami dapatmenyusundanmenyelesaikanmakalah yang berjudul “perkembangan agama pada peserta didik usia remaja” gunamemenuhitugasmatakuliahperkembangan peserta didik denganbaikdantepatwaktu.
            SholawatsertasalamsemogatetaptercurahkankepangkuanNabi Muhammad SAW yang telahmembawakitadarizamanJahiliyyahmenujuzamanIslamiyyah.
            Taklupapenyusunmenyampaikanucapanterimakasih yang sebesar-besarnyakepada :
1.      Anissatul Mufarokah, selakudosenpengampumatakuliahpengembangan peserta didik yang membimbingdanmemberipengarahankepada kami
2.      AdmisiIAINTulungagungyaknitenagakerjaperpustakaan yang telahmemberiijinuntukmeminjambukusebagaitambahanreferensi
3.      Serta semuapihak yang ikutberpertisipasiuntukmenyelesaikanmakalahini
            Akhirnyapenulisjugamenyadaribahwamakalahinijauhdarisempurna.Sarandankritiksenantiasa kami harapkandalammemperkayadanmenyempurnakannuansa yang dimuatdalammakalahini.


Tulungagung, 07 Mei 2014


(Penyusun)


BAB I

PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG

Agama merupakan fenomena kognitif. Bagi remaja agama memiliki arti yang sama pentingnya dengan moral. Agama memberikan kerangka moral, sehingga membuat seseorang mampu membandingkan tingkah lakunya. Agama dapat menstabilkan tingkah laku dan bisa memberikan penjelasan mengapa dan untuk apa seorang berada di dunia ini. Selain itu juga memberikan perlindungan rasa aman, terutama bagi remaja yang tengah mencari eksistensi dirinya. Pada usia remaja mengalami kemajuan dalam perkembangan kognitif, mereka mungkin mempertanyakan tentang kebenaran keyakinan agama sendiri.

B.   RUMUSAN MASALAH

1.      Apakah pengertian perkembangan agama ?
2.      Bagaimana perbedaan perkembangan karakteristik agama dengan perkembangan moral?
3.      Bagaimana pentahapan perkembangan agama anak remaja dari para tokoh?
4.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan agama remaja?
5.      Bagaimana upaya untuk mengoptimalkan perkembangan jiwa agama yang ideal?

C.   TUJUAN MASALAH

1.         Mengetahui pengertian perkembangan agama.
2.         Mengetahui perbedaan perkembangan karakteristik agama dengan perkembangan moral.
3.         Mengetahui pentahapan perkembangan agama anak remaja dari para tokoh.
4.         Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan agama remaja.
5.         Mengetahui upaya untuk mengoptimalkan perkembangan jiwa agama yang ideal.

BAB II

PEMBAHASAN


1.    Pengertian perkembangan agama

Perkembangan adalah suatu proses dimana seorang individu melangkah menuju proses kedewasaan. Sedangkan agama dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan agama adalah sebuah proses dimana seseorang mengolah dan mengembangkan pemikirannya tentang sebuah kepercayaan.

2.    Perbedaan karakteristik perkembangan agama dan perkembangan moral

Kedua perkembangan ini sejatinya ini memiliki kaitan satu sama lain. Perkembangan agama merupakan induk dari perkembangan moral. Perkembangan agama mengkaji tentang berbagai aspek perkembangan, mulai dari sosial, hukum, adat, dan lain-lain. Perkembangan moral juga mencangkup di dalamnya, akan tetapi perkembangan moral dikhususkan pada pembentukan pribadi seseorang dari dalam.
Ø  Tahap perkembangan agama remaja menurut para tokoh

3.    Tahap perkembangan agama remaja

Dibawahinitabel yang menjelaskantahapperkembangan agama remajamenurutbeberapatokoh.
tokoh
Tahap
Usia
karakteristik
Fowler
Synthetic-conventional faith
Awal masa remaja
·      Pemikiran lebih abstrak
·      Menyesuaikan diri dengan keyakinan agama orang lain

Individuative-reflective faith
Akhir masa remaja dan awal masa dewasa
·      Untuk pertama kali individu mampu memikul tanggung jawab penuh terhadap keyakinan agama mereka
·      Menjelajahi kedalaman pengamalan nilai-nilai dan keyakinan agama seseorang
Goldman
Formal operational religious thought
Pada usia remaja
·      Remaja memperlihatkan pemahaman agama yang lebih abstrak dan hipotesis
Seifert & hoffnung
During adolescence
Usia remaja
·      Cognitive developmant affect both specific religious beliefs and overall religious orientation. In general, specific beliefs become more sophisticated or complex than they were during childhood. The concept of religious denomination, for example evolves from relatively superficial to more accurate and abstract notions.

Berdasarkantahap-tahapperkembangan agama salahsatunyamenurut fowler perkembangan agama remajaberadapadaduatahapyaitu,tahappertama: syinthetic-conventional faith remajamulaimengembangkanpemikiran formal operasionaldanmulaimengintegrasikannilainilai agama yang telahmerekapelajarikedalamsuatusistemkepercayaan yang lebihrasional. Remajaawalmasihmenyesuaikandiridengankepercayaan agama orang lain danbelummampumenganalisisideologi-ideologi agama lain.
Tahapkeduayaitutahapindividuating-reflexive faith individuuntukpertamakalinyamampumengambiltanggungjawabpenuhterhadapkepercayaan agama mereka.Merekamulaimenyatakanbahwadapatmemilihjalankehidupansendiridanharusberusahakerasuntukmengikutisatujalankehidupantertentu.

4.    Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan agama remaja

Dalam sebuah proses, tentulah akan ada faktor-faktor  yang hadir dan akan mempengaruhi proses. Begitu halnya dengan proses perkembangan agama pada remaja. Berikut faktor-faktor tersebut :
a.       Faktor intern (yangterdapatpadadirianak)danfaktor ekstern (yang berasaldarilingkungan).
Menurut  Dr.Singgih D. Gunarsa faktor yang mempengaruhi perkembangan agama dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
                                               i.      Faktor intern (yang terdapat pada diri anak) dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian.
Contohnya : konstitusitubuh, strukturdankeadaanfisik, koordinasimotorik, kemampuan mental danbakatkhusus (intelegensitinggi, hambatan mental, bakatkhusus), emosionalitas. Semuafaktor intern iniikutmempengaruhiterlambattidaknyaperkembangankepribadianseseorang.
                                             ii.      Faktor lingkungan
Cotohnya : keluarga, sekolah (SinggihD.Gunarta: 88-96).
b.      Faktor kebudayaan
Kebudayaanturutmempengaruhipembentukanpolatingkahlakusertaberperandalampembentukankepribadian. Kebudayaan yang menekankanpadanorma yang didasarkankepadanilai-nilailuhursepertikejujuran, loyalitas, kerjasamabagaimanapunakanmemberipengaruhdalampembentukanpoladansikap yang merupakanunsurdalamkepribadianseseorang. Demikian pula halnyadengankematanganberagama.
c.       Faktor pengalaman beragama
Sering kita jumpai remaja yang taat beragama itu dilatarbelakangi oleh berbagai pengalaman agama serta kepribadian yang berbeda-beda. Inipun berpengaruh dalam sikap keagamaan seseorang.
d.      Faktor motivasi beragama
Motivasi beragama dapat diartikan sebagai usaha yang ada dalam diri manusia yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu tindak keagamaan dengan tujuan tertentu, atau usaha yang menyebabkan seseorang beragama.
Menurut Nico Syukur Dister Ofm, motifasi beragama dibagi menjadi empat motivasi, yaitu:
·         Motivasi yang didorong oleh rasa keinginan untuk mengatasi frustasi yang ada dalam kehidupan, baik frustasi karena kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan alam, frustasi sosial, frustasi moral maupun frustasi karena kematian.
·         Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan untuk menjaga kesusilaan dan tata tertib masyarakat.
·         Motivasi beragama karena didorong oleh keinginan untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia atau intelek ingin tahu manusia.
·         Motivasi beragama karena ingin menjadikan agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan.
Motivasi yang ditawarkanolehNicoSyukurDistertersebutagaknyasesuaidenganmasaremaja,mengingatmasaremajamerupakanmasa yang labil, belumstabilemosinya. Memangmotivasitersebutmerupakanmotivasi yang masukkedalamkatagorirendahdalamkehidupanmanusia, bahkanmotivasi yang dituntutuntukdimilikiolehsemua agama.
Masaremajajugamerupakanmasamengurangihubungandengan orang tuanyadanberusahauntukdapatberdirisendiridalammenghadapisegalakenyataan
hidup danberusahamencaripertolongan Allah swt.Keyakinanremajapadamasa awallebihberfokuspadakebutuhanjiwa.Hal inidapatdilihatdaridoa-doaremaja yang memohonbantuan Allah supayaterlepasdarigejolakjiwanyasendiridantertolongdalammenghadapinaluri-nalurinya.
Motivasiberagamapadaremajajugadipengaruhiolehteman-tema
nnya.Sebagaicontohapabilaremajamengikutikegiatandalamkelompokaktivitaskeagamaan, makaiaakanterlibatdalamkegiatantersebut. Namunbilaiabersahabat denganteman yang tidakmengindahkan agama, iaakanacuhterhadapkegiatankeagamaan.

5.    Upaya mengoptimalkan perkembangan jiwa agama yang ideal

a.              Lingkungan Keluarga
Hubungan orang-tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan emosional yang optimal terhadap perkembangan kepribadian anak sebaliknya, Orang tua yang sering bertengkar akan menghambat komunikasi dalam keluarga, dan anak akan “ melarikan diri “ dari keluarga. Keluarga yang tidak lengkap misalnya karena perceraian, kematian, dan keluarga dengan keadaan ekonomi yang kurang, dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Dengan itu keluarga harus mengarahkan dan mengawasinya. Agar tidak terjadi keluar dari batas-batas agama.
b.             Lingkungan sekolah
Pada lingkungan sekolah upaya untuk mengomtimalkan perkembangan agama lebih menekankan pada susunan sekolah meliputi, kedisiplinan, kebiasaan belajar, pengendalian diri, serta bimbingan guru agama.
c.              Lingkungan masyarakat
Dalam kehidupanya upaya optimalisasi dalam masyarakat melalui penanaman nilai-nilai yang berlaku di lingkungannya. Seperti membentuk organisasi remaja masjid.
d.             Lingkungan teman sepergaulan
Pada lingkungan teman sepergaulan upaya optimalisasinya dapat mengendalikan diri atau mengontrol diri dari pengaruh baik atau buruk yang dibawa oleh teman sepergaulan.


KESIMPULAN


1.        Perkembangan agama adalah sebuah proses dimana seseorang mengolah dan mengembangkan pemikirannya tentang sebuah kepercayaan.
2.        Perkembangan agama akan membentuk perkembangan moral, tapi perkembangan moral belum tentu membentuk perkembangan agama.
3.        Tahap perkembangan agama remaja menurut tokoh yaitu Fowler, meliputi Synthetic-conventional faith dan Individuative-reflective faith.
4.        Faktor intern
·       Faktor lingkungan
·       Faktor kebudayaan
·       Faktor pengalaman agama
·       Faktor motivasi beragama
5.        Upaya mengoptimalkan perkembangan jiwa agama yang ideal, meliputi lingkungan keluaga, lingkungan sekolah, lingkungan sepergaulan.


DAFTAR PUSTAKA

Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.2012
Nasrulanakdesa.blogspot.com diakses 7/5/2014,14:00
Azizaharkarna.blogspot.com diakses 7/5/2014,14:25