Minggu, 16 Februari 2014
On 08.21 by Unknown in bercocok tanam, multifungsi pertanian, pertanian, sejarah pertanian indonesia, sistem pertanian di Indonesia No comments
Oleh : Arif Riza
Hari minggu, para petani tetap
giat mencangkuli sawahnya. Tidak ada bedanya dengan hari-hari lainya. Memaknai
hari minggu sebagai hari giat bertani. Menggantikan kesenangan libur keluarga
dengan cangkul atau sabitnya. Dia rela menduakan keluarga dan lebih setia
bercengkerama dengan sawahnya.
Kegiatan
bertani sangat didukung dengan kondisi alam Indonesia. Dalam lirik lagu
koesplus tanah Indonesia dianggap sebagai tanah surga, dalam bahasa jawa
disebut Loh Jinawi, sebagai
representasi keadaan alam surga yang
hijau dan asri. Beribu-ribu jenis flora tumbuh subur di belantara Indonesia.
Bahkan kayu saja dapat hidup dan tumbuh subur di tanah Indonesia ini.
Mereka menganggap, bertani bukanlah sekedar masalah
ekonomi, tapi lebih dari itu. Bertani
dianggap sebagai warisan budaya. Kegiatan
bertani juga dianggap sebagai meneruskan
warisan budaya. Selain lahan dari warisan orang tuanya, mereka bertani karena
mewarisinya sejak jaman kerajaan. Jadi
mereka tetap berpegang teguh pada mata pencaharian nenek moyang mereka yang seorang petani, meskipun ada nyanyian
yang bilang nenek moyangku seorang
pelaut.
Bertani juga memiliki
sisi-sisi yang magis, yang masih dipegang kebudayaan jawa sampai saat ini.
Tidak hanya sekedar kegiatan bercocok tanam. Lebih dari itu, dalam buku Dasar-Dasar Usaha Tani di Indonesia (1984),
disebutkan hasil bercocok tanam juga dapat memperlihatkan kekuatan, sulit
dihancurkan, atau mempunyai sifat-sifat luar biasa. Bahkan hasil-hasil cocok
tanam seringkali dipakai sebagai lambang-lambang seperti;
kelapa, padi, kapas dan lain sebagainya.
Jika tetap berpegang bahwa bertani sebagai nilai ekonom, tentu mereka
sangat keliru memilih bertani untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Harga-harga
sudah dimonopoli sedemikian rupa oleh instansi terkait. Sehingga tidak
memungkinkan lagi bergelantungan pada hasil panenan mereka. Lha kok mereka tetap berjudi mematenkan
pertanian sebagai pekerjaan vital.
Di perkotaan
besar semakin jarang kita menemukan lahan-lahan untuk bercocok tanam. Hektaran
lahan yang dulunya ditumbuhi padi sekarang berjejalan, tumbuh apartemen menjulang tinggi. Dalam The Principle of Political Economy and Taxation (1921), David
Ricardo mengkaitkan proses produksi dengan jumlah penduduk yang semakin
bertambah. Permintaan terhadap sumber daya produksi meningkat sedemikian rupa,
agar manusia dapat mempertahankan kehidupan. Untuk itu, semakin banyak tanah
diperlukan. Selain sebagai hunian, lahan-lahan tersebut juga dialihfungsikan
menjadi lahan industri. Data yang dikemukakan Kompas (13 Juli 1995) menyebutkan sekitar 900.000Ha tanah pertanian
di Pulau Jawa telah dikonversi menjadi lahan non-pertanian.
Tidak
hanya menyangkut masalah teknis saja. Kendala bertani sudah menjalar pada hal
yang sifatnya non teknis. Sekarang dunia pertanian sudah dimasuki oleh mereka
para kaum kapitalis. Mereka menggunakan uang dan kekuasaanya untuk merebut
tanah milik petani kecil. Padahal dalam konteks agraria sector tanah menempati
posisi yang vital. Tanah mereka ubah dari alat subsistensi rakyat menjadi alat
produksi bagi organisasi produksi kapitalis.
Dalam
bukuPetani dan Penguasa (1999),
mencatat sejumlah kasus tanah yang berkembang dalam tahun 1980-an menunjukkan
penggunaan mekanisme manipulasi dan kekerasan. Bentuk manipulasi diantaranya:
klaim telah berdasar musyawarah, menyuap pimpinan dari para petani/penduduk,
pemalsuan tanda-tangan, pencapan(labeling/stigmatisasi)PKI-Mbalelo-Anti
Pembangunan terhadap petani/penduduk, dan lain-lain. sedangkan yang berbentuk
kekerasan berupa: intimidasi, terror, penyiksaan, penggunaan mekanisme hokum
acara pidana,pembakaran hingga penggunaan senjata yang mengakibatkan korban.
Lebih
lanjut dalam buku yang sama dituliskan, ekspresi konflik demikian menunjukkan
bahwa dimensi sengketa tanah sudah tidak hanya bisa dipahami sebagai sengketa
tanah saja. Sengketa tanah adalah suatu puncak gunung dari sengketa-sengketa
lain yang juga mendasar. Sengketa tersebut antara lain: sengketa antar system,
sengketa antar mayoritas-minoritas, sengketa antar warga Negara melawan Negara,
dan sengketa antar sistem ekologi.
Memang
serba sulit kehidupan para petani sekarang ini. Mereka harus dibenturkan dengan
berbagai permasalahan yang mereka sendiri belum pernah menelaah yang demikian.
Apalagi mereka, petani yang masih
tradisional, bercocok tanam dengan berpegang pada warisan orang-orang
sebelumnya. Pemikiran mereka masih sangat dangkal dan dengan mudah dapat
dimanfaatkan oleh mereka kaum kapital.
Memang
masalah petani di Indonesia begitu rumit sampai menjulur pada hal-hal yang
sistemis. Tapi bagi mereka petani yang tetap melestarikannya sebagai sebuah
kegiatan atau profesi, tentu keadaan akhir-akhir ini membawa angin segar
tersendiri. Nasib petani sudah mulai diperhatikan keberlangsunganya. Mereka dianggap
memiliki nilai multifungsi. Bertani sekarang tidak hanya dimiliki oleh petani
saja. Lebih dari itu bertani sekarang dapat dinikmati oleh semua orang.
Mengapa saya katakan bertani
sekarang dapat dinikmati semua orang. Karena
diera global warming, tanaman
mereka dapat digunakan sebagai penghijauan. Tanaman itu digunakan sebagai
pengganti hutan-hutan yang gundul karena penebangan-penebangan liar. Meskipun
pengaruhnya tidak begitu signifikan tapi paling tidak itu sebagai sumbangsih
petani pada alam raya.
Nilai yang kedua adalah, bertani
sekarang digunakan sebagai media rekreasi. Itulah yang sekarang dikembangkan
oleh banyak pihak. Target mereka adalah orang-orang perkotaan. Mereka yang
keseharianya didisi dengan kesibukan di kantor, sekolah, atau tempat kerja
lainnya. Dengan berekreasi di lahan pertanian mereka dikenalkan pada proses
bercocok tanam yang rumit dan berkelanjutan. Dengan tujuan itu mereka nantinya
diberi pengetahuan bagaimana proses bercocok tanam, yang tidak akan mereka
dapatkan di instansi pendidikan manapun. Selain itu, hal itu dilakukan untuk
menciptakan nilai apresiasi bagi jasa petani yang telah berjasa menghasilkan
nasi, sayuran, dan hasil-hasil lainnya untuk mereka santap setiap hari.
On 08.15 by Unknown in macam-macam perpustakaa, masjid, perpustakaan, Perpustakaan dan Tempat Ibadah, sejarah perpustakaan, tempat ibadah 1 comment
Oleh : Arif Riza Azizi
Perpustakaan, sekarang harusnya
menjadi tempat yang lebih akrab pada ku, kepada kehidupan keseharianku. Kini
aku merasa dalam diri ku timbul secerca semangat untuk membaca-membaca dan
terus membaca. Dan perpustakaan saya anggap sebagai pemuas nafsu ku saat ini,
kala aku belum punya buku sendiri atau aku belum bisa menemukan sarana lain
pengganti perpustakaan. Saya punya keinginan untuk masuk perpustakaan setiap
kali sehari. Untuk mengelus satu per satu halaman, menatapnya penuh mesra,
mencurahkan semua pikiran pada dia seorang. Dan sejauh ini, itulah pemahaman
saya tentang perpustakaan. Perpustakaan bagi ku hanya sebagai sarana pasif,
yang hanya menyediakan buku-buku berak-rak
jumlahnya. Inilah ironi mencengangkan yang saya hadapi, dan saya menduga
hal ini juga terjadi pada kalian juga.
Menggali
Pustaka Candi, yang diadakan di UII Yogyakarta, 11 Februari 2014. Menambah
informasi saya tentang perpustakaan. Seminar yang menuturkan berbagai macam
kepustakaan berdasarkan berbagai perspektif, berdasarkan profesi ke tiga
narasumber yang dihadirkan. Perpustakaan dalam perspektif seorang penulis,
seniman dan dosen.
Namun saya lebih tertarik mencatat
apa yang disampaikan oleh Elisabeth. Perpustakaan
dipandang Elisabeth, seorang penulis yang menjadi narasumber di seminar
tersebut, menjadi tiga macam bentuk, yang bisa disebut penggolongan berdasarkan
zaman peradaban. Yang pertama, perpustakaan dipandang sebagai bentuk akal budi
manusia yang tersimpan di memori pengingatnya. Pengertian ini didasarkan pada
kondisi peradaban nguping,yang belum
ada perwujudan suara menjadi tulisan. Jadi, informasi-informasi yang mereka
peroleh dari hasil mengamati maupun mewawancarai narasumber, akan mereka tata
ke dalam memori ingatannya.
Yang ke dua, perpustakaan berbentuk
batu, lontar, kulit, daun ataupun kertas. Hasil perwujudan dari pengetahuan
mereka akan dituliskan pada sarana-sarana tersebut. Mereka mencoba mengabadikan
pengetahuannya, karena kesadaran akan kefanaan dunia ini. Dan karena hal itu
juga, dirasa daya ingatan mereka tidak akan sepeka saat mereka menggunakan akal
budi manusia sebagai sarana perpustakaan.
Yang ke tiga, dan “mungkin belum ada pengakuan atas gagasan ini”,
kelakar Elisabeth, bahwa perpustakaan kini dimediasi oleh berkembangnya dunia
maya. Tetapi yang menarik adalah keyakinan dari Elisabeth akan kembalinya
perpustakaan dari dunia maya kembali pada daya ingat akal budi manusia. Berarti
perwujudan dari perpustakaan akan membentuk siklus, dari era dunia maya yang
menjadi pangkal akan kembali ke awal berbentuk akal budi manusia. Hal ini
dirasa sebuah desakan yang harus diwujudkan. Karena dunia maya telah
menimbulkan efek kafein yang sudah tentu berlebihan. Mereka akan selalu dan
terus menerus bergantung pada teknologi yang memang instan, cepat dan mudah
untuk menemukan jawaban masalah yang kita hadapi. Tapi hal itu berdampak pada
menurunnya daya ingat kita, yang semakin jarang kita gunakan.
Tidak banyak yang saya ketahui hal
tentang perpustakaan. Sejarah dari perpustakaan saya ketahui saat mempelajari masa
pemerintahan khalifah Umar Bin Khotob. Tetapi saat itu sebenarnya bukan
perpustakaan yang sebenarnya. Yang saya maksud adalah perpustakaan yang
berbentuk satu ruangan khusus untuk menyimpan buku. Di masa itu perpustakaan
masih berada di masjid-masjid, di dalam ruangan tersendiri. Masjid kala itu
bisa dibilang sebagai sarana multifungsi. Selain ada perpustakaan di sana juga
dilangsungkan proses belajar mengajar, yang dulunya dikenal dengan pembelajaran
secara shorogan. Yaitu, setelah
mempelajari buku-buku yang ada kemudian mereka akan beridiskusikanya dengan
seorang tutor perpustakaan. Dan proses itulah yang dulunya menjadi proses
belajar mengajar satu-satunya, karena belum adanya universitas.
Selain masjid yang digunakan sebagai
sarana multifungsi, ternyata gereja juga dimanfaatkan sedemikian rupa untuk
tempat menyimpan buku-buku. Di bantul, seorang shul mulder menjadikan gereja
sebagai tempatnya menyimpan buku-buku. Dia setiap saat berada di gereja itu,
untuk mempelajari buku-buku yang ada di sana.
Entahlah, sejarah perpustakaan yang
seperti ini belumlah cukup untuk menggambarkan bagaimana perpustakaan itu
sebenarnya. Perpustakaan saat itu bisa dibilang masih nimbrung, ke masjid-masjid atau gereja-gereja, yang sebenarnya
adalah tempat untuk sembahyang untuk
saat ini. Tapi saya kira menggunakan masjid, gereja atau tempat ibadah lainnya
sebagai sarana multifungsi menjadi hal yang tepat. Karena tempat-tempat itu
bukan hanya melulu menjadi tempat beribadah, tetpai harus ada kegiatan lain
yang tentunya bermanfaat, seperti digunakan untuk perpustakaan.
Oleh
: Arif Riza
Banjir bahasa, tentu menjadi
sebuah inovasi, pembaruan dalam daftar ketatabahasaan kita. Betapa tidak, semua
orang yang sekarang masih hidup atau mereka yang sudah mati, menganggap banjir
identik dengan air. Mereka berpegangan pada satu kaidah pengertian bahasa yang
linier.
Pada
hakikatnya, pengertian banjir dapat ditelikungkan ke dalam macam-macam bentuk.
Dan tergantung pada kata apa yang mengiringi kata banjir. Salah satu contohnya ketika banjir ditambah
dengan bahasa, yang akan timbul satu kalimat baru berupa “banjir bahasa”.
Pengertian
banjir selalu menimbulkan pemikiran yang negatif. Begitu juga jika kita
mengartikan banjir bahasa. Banjir bahasa sebagai sebuah bencana yang
mengakibatkan sebuah bahasa pokok tergerus oleh berbagai macam bahasa yang
sedang tren dimasyarakat.
Tanpa
kita sadari, kitalah yang berperan pada keadaan ini, bencana banjir bahasa.
Kita menebangi pohon-pohon bahasa, menghancurkan drainase bahasa, membuang
sampah bahasa sembarangan, tidak memperbaiki sistem irigasi bahasa. Dan tanpa
kita sadari, kita telah hanyut terbawa oleh arus banjir bahasa tersebut.
Posisi
kita sekarang hanyalah menjadi konsumen absolut. Kita hanya mencerna bahasa
yang akhirnya menumpuk dan membusuk di dalam memori otak. Kita belum mampu
untuk memproduksi bahasa sendiri, atau paling tidak menyaring masuknya banjir
bahasa ke dalam diri kita.
Kalau
kita sudah tahu memori kita sudah penuh, lober dengan banyaknya bahasa yang
bersemayam dalam otak kita. Kita tidak bisa mendiamkannya begitu saja. Ibarat
orang kaya, mesti dia memiliki kewajiban untuk bersedekah, membayar zakat, atau
beramal pada mereka yang kekurangan. Begitu juga dengan tumpukan bahasa di otak
kita, yang seakan menggenangi memori otak, maka kita harus mensedekahkannya
pada orang lain. Kita jangan menjadi seorang yang kikir bahasa.
Tapi
ada kemungkinan juga kalau kita itu fakir bahasa. Memang benar kita mengonsumsi
beribu-ribu bahasa setiap hari, tapi entah bagaimana caranya, bahasa itu
menghilang begitu saja. Bahasa masuk dari telinga kanan dan keluar dari telinga
kiri. Kita cenderung menjadi orang yang apatis, yang tidak mau peduli pada apa
yang sebenarnya terjadi disekitar kita.
Banjir bahasa
menjangkit di mana-mana
Jika
kita membenturkan banjir bahasa dengan dunia politik di Indonesia, yang sedang
marak-maraknya aksi kampanye para politikus, tentu masih ada keterkaitannya.
Politikuslah yang menjejali kita dengan slogan-slogan persuasif, yang hanya
mementingkan tujuan mereka demi kesuksesan pemilu.
Ada
juga peran para tokoh agama, seperti para da’i yang mengatasnamakan syiar
agama, ikut menciptakan arus banjir bahasa. Seperti da’i-da’i di televisi yang
menciptakan bahasa sendiri, yang baru dan alay. Tujuan mereka hanya ingin dia
diminati oleh masyarakat luas tanpa memandang akibat baik dan buruknya.
Dan fakta menariknya, dari bidang
apapun itu, ada semacam pendistribusian bahasa secara terus menerus kepada kita
para konsumen, yang kita tak kuasa menentang arus tersebut. Kita terus menerus
tererupsi oleh arus bahasa, tanpa pernah dapat bangkit dan menepi dari arus
tersebut.
Alai arus banjir yang
berbahaya
Jika kita sering menonton
televisi, tentu kita akan sering mendengar bahasa-bahasa yang aneh dan terbaru.
Bahasa tersebut yang akhirnya mampu menginfeksi para penonton setia televisi.
Mereka akan beradaptasi, mengikuti tren bahasa yang diciptakan diacara-acara
pertelevisian.
Terutama
arus itu akan semakin deras, jika yang mengucapkannya adalah para artis-artis
terkenal, yang menjadi idola kita. Entah itu dari artis komedian, artis
perfilm-an, maupun para tokoh politik yang sering dimunculkan sebagai promosi
menjelang pemilu.
Untuk
para politikus, merekalah subjek yang paling pintar memanfaatkan situasi yang
dialami oleh masyarakat pada umumnya. Mereka pandai menganalisis kemampuan
masyarakat yang akan mereka jadikan korban arus banjir bahasa yang mereka
ciptakan.
Atur jarak dan posisi
Lalu
bagaimana kita mengkondisikan keadaan untuk menentang arus tersebut, atau
paling tidak mengungsi dari arus banjir bahasa? Jujur saja, hal itu sangatlah
sulit. Karena yang terjadi pada umumnya, kita yang beradaptasi, menyesuaikan
diri dengan munculnya bahasa-bahasa baru yang sedang nge-tren.
Mana mungkin ada bencana malah
kita bahagia. Kita jangan mau mengikuti budaya masyarakat yang telah terbawa
oleh arus banjir bahasa. Tidak usah memperdulikan perkataan mereka yang bilang
kalau kita kuper lah, gak gaul lah. Mereka itulah yang bersenang-senang di atas
penderitaan sendiri. Mereka yang malah berselancar, atau berenang di
tengah-tengah bencana banjir tersebut.
Lebih
baiknya kita menyingkir dari arus banjir bahasa tersebut. Karena kita belum
tentu mampu untuk melawan arus besar yang sewaktu-waktu bisa menenggelamkan
kita. Kita harus mengatur jarak aman, sehingga kita dengan tenang berdiri
sendiri di tempat kering yang jauh dari banjir bahasa.
Sendiri dan
terisolasi
Kita
bisa saja menghindar dari arus banjir bahasa. Tapi akibat yang ditimbulkannya,
kita akan masuk ke dalam hutan rimba yang tidak berepenghuni. Yang jauh dari
hiruk-pikuk keramaian manusia. Tanpa kita sadari, kita telah berjalan berlainan
arah dengan mereka yang telah terbawa oleh arus banjir bahasa. Bahkan kita
hanya bisa berpapasan dengan mereka, para sahabat yang kita kenal akrab.
Inilah
sisi lain yang tentunya akan membuat kita binggung menentukan pilihan. Kita
akan dicap manusia aneh, yang tidak sama dengan masyarakat pada umumnya. Bahkan
yang paling buruk kita dianggap sebagai manusia asosial, yang tidak mampu
bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
Jika
kita berani melawan arus banjir bahasa, kita akan akan diganjar dengan predikat
manusia langka di bumi ini. Kita akan menjadi bagian kecil manusia yang mampu
menggentaskan diri dari banjir tersebut. Yang lebih hebat lagi, kita mampu
membawa teman kita sadar untuk menepi, dan menjauh dari derasnya arus tersebut.
Kita tidak boleh terbebas sendirian, tetapi kita juga harus menolong mereka
yang membutuhkan pertolongan kita. Jika kita tidak berusaha menolong mereka
terbebas dari situasi tersebut, itulah yang dinamakan tindak asosial yang
sebenarnya.
Langganan:
Postingan (Atom)
Search
Popular Posts
-
MAKALAH METODE PENELITIAN FILOLOGI Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kulia h “Filologi” Dosen Pengampu Ahmad Musonnif, M. Hi...
-
MAKALAH HADITS-HADITS TENTANG THAHARAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kulia h “ HADITS II ” Dosen Pengampu: Dr . H....
-
TUGAS MAKALAH SEJARAH HADITS PADA PERIODE NABI MUHAMMAD SAW MATA KULIAH: ‘ULUMUL HADITS Dosen Pembimbing : H.Moh.Khoirul Rifa’i, M....
-
Filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke-6 SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir dan berdiskusi akan ke...
-
Oleh : Arif Riza Azizi Perpustakaan, sekarang harusnya menjadi tempat yang lebih akrab pada ku, kepada kehidupan keseharian...
-
MAKALAH `ULUMUL HADIST “Pengertian Hadits, Sunnah dan Khabar” Dosen: H.Muh. Khoirul Rifa’I,M.Pd.I Anggota kelompok 1: ...
-
Oleh : Arif Riza Azizi Dalam sejarah peradaban umat manusia, kemajuan suatu bangsa tidak hanya bisa dibangun dengan bermodalkan kek...
-
MAKALAH ULUMUL HADITS HADITS RIWAYAH DAN DIROYAH DosenPengampu : Muh. KhoirulRifa’I, M.Pd.I ...
-
MAKALAH `ULUMUL HADIST “SEJARAH HADITS PADA MASA SAHABAT” Dosen: H.Muh. Khoirul Rifa’I,M.Pd.I Anggota kelompok 4 : Muhamma...
-
Oleh : Arif Riza Hari minggu, para petani tetap giat mencangkuli sawahnya. Tidak ada bedanya dengan hari-hari lainya. Memaknai hari min...
Recent Posts
Categories
- aku dan topi
- Arif Riza Azizi
- artikel filsafat
- bahasa
- bahasa intelektual
- bahasa intelektual membanjiri mahasiswa
- banjir
- banjir bahasa
- BANJIR BAHASA IMPOR
- bekerja kelompok
- belajar membuat artikel bagi pemula
- bercocok tanam
- Berproses Bersama
- bersama lebih mudah
- cara cepat belajar membuat artikel
- cara mudah membuat artikel
- catatanku
- cerita topi
- contoh hadits hasan
- contoh hadits sahih
- contoh makalah perkembangan agama pada remaja
- definisi HADISH MUTAWATIR
- definisi Hadist Ahad menurut para ahli
- definisi hadits hasan
- definisi hadits sahih
- definisi sanad dan matan
- demokrasi menurut Abraham Lincoln
- demokrasi yang ideal
- erupsi
- erupsi bahasa
- Esok Lebih Baik
- Evolusi dunia
- gambaran politik di Indonesia
- HADISH MUTAWATIR
- Hadist Ahad
- hadits hasan
- HADITS RIWAYAH DAN DIROYAH
- hadits sahih
- Hadits Sebagai Sumber Hukum Dalam Islam
- hadits tentang bersuci
- HADITS tentang thaharah
- harapan pahlawan
- hari besar di Indonesia
- hari besar dunia
- hari kebangkitan
- hari merdeka
- hari penting di Indonesia
- hari-hari bersejarah
- Hari-hari Perayaan
- HERMENEUTIKA ALQURAN
- Ilmu Politik
- keburukan plato
- Kenapa Harus Ada Kurikulum?
- Kisi-Kisi Penulisan Soal SMK
- komoditas bahasa
- kumpulan hari bersejarah
- kumpulan hari penting
- kumpulan makalah ulumul hadits terbaru
- lahirnya kebebasan pers di indonesia
- letusan
- Literasi sebagai Rutinitas
- macam hadits sahih
- macam-macam perpustakaa
- makalah HADISH MUTAWATIR
- makalah Hadist Ahad
- makalah hadits hasan
- makalah HADITS RIWAYAH DAN DIROYAH
- makalah hadits sahih
- MAKALAH HADITS-HADITS TENTANG THAHARAH
- MAKALAH HERMENEUTIKA ALQURAN
- Makalah Implementasi Kurikulum
- Makalah Kurikulum
- MAKALAH METODE PENELITIAN FILOLOGI
- makalah perkembangan agama
- makalah perkembangan agama pada remaja
- makalah SANAD DAN MATAN
- makalah SEJARAH HADITS PADA MASA SAHABAT
- makalah SEJARAH HADITS PADA PERIODE NABI MUHAMMAD SAW
- makalah Sejarah Hadits Setelah Sahabat Dan Kodifikasi Hadits
- makalah tentang hadis sunnah dan khabar
- makalah tentang Hadits Sebagai Sumber Hukum Dalam Islam
- makalah teori belajar dan penerapannya
- manfaat membaca
- manfaat topi
- masjid
- Matematika
- Membaca : “Hewan Buas” yang Harus Dilindungi
- membaca efektif
- Memilih presiden yang baik
- memilih presiden yang demokratif
- Mengapa Perllu Kurikulum?
- merdeka
- METODE PENELITIAN FILOLOGI
- minat baca
- Misteri tahun 2012
- multifungsi pertanian
- nabi adam melihat allah
- nabi muhammad bertemu dengan allah
- nabi muhammad melihat allah secara langsung
- pelarian wiji thukul
- pemalsuan sejarah supersemar
- pembagian filsafat dari zamannya
- pembelajaran bersama
- pemikiran keren dari plato
- pemikiran plato
- pemikiran terhebat plato
- pemimpin adil bijaksana
- Pemimpin Dan Politik
- Pemimpin Pembasmi Masalah
- pencederaan uud 45
- pengertian analisis framing secara khusus
- pengertian analisis framing secara terperinci
- pengertian analisis framing secara umum
- pengertian bahasa
- pengertian bias gender
- pengertian HADISH MUTAWATIR
- pengertian Hadist Ahad
- Pengertian Hadits
- pengertian hadits hasan
- pengertian hadits sahih
- Pengertian Literasi
- pengertian membaca
- pengertian sanad dan matan
- penghalang nabi melihat allah
- peran agama dalam mempengaruhi bias gender
- peran budaya pada bias gender
- perbedaan hadits
- perbedaan sanad dan matan
- perjalanan muhammad ke sidrotul muntaha
- perkembangan agama pada remaja
- perkembangan pers indonesia dari zaman proklamasi
- perpustakaan
- Perpustakaan dan Tempat Ibadah
- persamaan sanad dan matan
- pertanian
- Plato; Biografi dan Pemikiran
- pokok struktur filsafat
- politik di Indonesia
- postingan terbaru Plato
- presentase minat baca di Indonesia
- puisi hari kebangkitan
- Puisiku
- pusiku
- rekayasa supersemar
- resensi buku The Mystery of 2012
- ringkasan filsafat
- sahabat topi
- satria piningit
- sejarah analisis framing terbaru
- sejarah analisis framing terupdate
- SEJARAH HADITS PADA MASA SAHABAT
- SEJARAH HADITS PADA PERIODE NABI MUHAMMAD SAW
- Sejarah Hadits Setelah Sahabat Dan Kodifikasi Hadits
- sejarah kelam indonesia
- sejarah perkembangan pers di indonesia terupdate
- sejarah perpustakaan
- sejarah pertanian indonesia
- sejarah sebagai kebohongan publik
- Singularitas dalam Waktu
- sisi negatif plato
- sistem pertanian di Indonesia
- solusi tepat mengatasi problem bias gender
- solusi tepat mengatasi problem gender
- struktur filsafat
- struktur filsafat terbaru
- struktur filsafat terupdate
- sumbangsih plato bagi dunia
- sunnah dan khabar
- Supersemar Meluruskan atau Memurtadkan Ideologi Bangsa
- supersemar palsu
- tehnik membaca
- tehnik membaca cepat
- tehnik penulisan artikel pemula
- tehnik penulisan artikel terbaik
- tehnik penulisan artikel terbaru
- tempat ibadah
- teori belajar dan penerapannya
- topi sejarah
- topi wiji thukul
Sample Text
Blog Archive
tabber
Statistik
Archive
kesukaan
- chelsea fc
feature content slider
Content left
Content right
Content left
sideCategory1
Category
- aku dan topi
- Arif Riza Azizi
- artikel filsafat
- bahasa
- bahasa intelektual
- bahasa intelektual membanjiri mahasiswa
- banjir
- banjir bahasa
- BANJIR BAHASA IMPOR
- bekerja kelompok
- belajar membuat artikel bagi pemula
- bercocok tanam
- Berproses Bersama
- bersama lebih mudah
- cara cepat belajar membuat artikel
- cara mudah membuat artikel
- catatanku
- cerita topi
- contoh hadits hasan
- contoh hadits sahih
- contoh makalah perkembangan agama pada remaja
- definisi HADISH MUTAWATIR
- definisi Hadist Ahad menurut para ahli
- definisi hadits hasan
- definisi hadits sahih
- definisi sanad dan matan
- demokrasi menurut Abraham Lincoln
- demokrasi yang ideal
- erupsi
- erupsi bahasa
- Esok Lebih Baik
- Evolusi dunia
- gambaran politik di Indonesia
- HADISH MUTAWATIR
- Hadist Ahad
- hadits hasan
- HADITS RIWAYAH DAN DIROYAH
- hadits sahih
- Hadits Sebagai Sumber Hukum Dalam Islam
- hadits tentang bersuci
- HADITS tentang thaharah
- harapan pahlawan
- hari besar di Indonesia
- hari besar dunia
- hari kebangkitan
- hari merdeka
- hari penting di Indonesia
- hari-hari bersejarah
- Hari-hari Perayaan
- HERMENEUTIKA ALQURAN
- Ilmu Politik
- keburukan plato
- Kenapa Harus Ada Kurikulum?
- Kisi-Kisi Penulisan Soal SMK
- komoditas bahasa
- kumpulan hari bersejarah
- kumpulan hari penting
- kumpulan makalah ulumul hadits terbaru
- lahirnya kebebasan pers di indonesia
- letusan
- Literasi sebagai Rutinitas
- macam hadits sahih
- macam-macam perpustakaa
- makalah HADISH MUTAWATIR
- makalah Hadist Ahad
- makalah hadits hasan
- makalah HADITS RIWAYAH DAN DIROYAH
- makalah hadits sahih
- MAKALAH HADITS-HADITS TENTANG THAHARAH
- MAKALAH HERMENEUTIKA ALQURAN
- Makalah Implementasi Kurikulum
- Makalah Kurikulum
- MAKALAH METODE PENELITIAN FILOLOGI
- makalah perkembangan agama
- makalah perkembangan agama pada remaja
- makalah SANAD DAN MATAN
- makalah SEJARAH HADITS PADA MASA SAHABAT
- makalah SEJARAH HADITS PADA PERIODE NABI MUHAMMAD SAW
- makalah Sejarah Hadits Setelah Sahabat Dan Kodifikasi Hadits
- makalah tentang hadis sunnah dan khabar
- makalah tentang Hadits Sebagai Sumber Hukum Dalam Islam
- makalah teori belajar dan penerapannya
- manfaat membaca
- manfaat topi
- masjid
- Matematika
- Membaca : “Hewan Buas” yang Harus Dilindungi
- membaca efektif
- Memilih presiden yang baik
- memilih presiden yang demokratif
- Mengapa Perllu Kurikulum?
- merdeka
- METODE PENELITIAN FILOLOGI
- minat baca
- Misteri tahun 2012
- multifungsi pertanian
- nabi adam melihat allah
- nabi muhammad bertemu dengan allah
- nabi muhammad melihat allah secara langsung
- pelarian wiji thukul
- pemalsuan sejarah supersemar
- pembagian filsafat dari zamannya
- pembelajaran bersama
- pemikiran keren dari plato
- pemikiran plato
- pemikiran terhebat plato
- pemimpin adil bijaksana
- Pemimpin Dan Politik
- Pemimpin Pembasmi Masalah
- pencederaan uud 45
- pengertian analisis framing secara khusus
- pengertian analisis framing secara terperinci
- pengertian analisis framing secara umum
- pengertian bahasa
- pengertian bias gender
- pengertian HADISH MUTAWATIR
- pengertian Hadist Ahad
- Pengertian Hadits
- pengertian hadits hasan
- pengertian hadits sahih
- Pengertian Literasi
- pengertian membaca
- pengertian sanad dan matan
- penghalang nabi melihat allah
- peran agama dalam mempengaruhi bias gender
- peran budaya pada bias gender
- perbedaan hadits
- perbedaan sanad dan matan
- perjalanan muhammad ke sidrotul muntaha
- perkembangan agama pada remaja
- perkembangan pers indonesia dari zaman proklamasi
- perpustakaan
- Perpustakaan dan Tempat Ibadah
- persamaan sanad dan matan
- pertanian
- Plato; Biografi dan Pemikiran
- pokok struktur filsafat
- politik di Indonesia
- postingan terbaru Plato
- presentase minat baca di Indonesia
- puisi hari kebangkitan
- Puisiku
- pusiku
- rekayasa supersemar
- resensi buku The Mystery of 2012
- ringkasan filsafat
- sahabat topi
- satria piningit
- sejarah analisis framing terbaru
- sejarah analisis framing terupdate
- SEJARAH HADITS PADA MASA SAHABAT
- SEJARAH HADITS PADA PERIODE NABI MUHAMMAD SAW
- Sejarah Hadits Setelah Sahabat Dan Kodifikasi Hadits
- sejarah kelam indonesia
- sejarah perkembangan pers di indonesia terupdate
- sejarah perpustakaan
- sejarah pertanian indonesia
- sejarah sebagai kebohongan publik
- Singularitas dalam Waktu
- sisi negatif plato
- sistem pertanian di Indonesia
- solusi tepat mengatasi problem bias gender
- solusi tepat mengatasi problem gender
- struktur filsafat
- struktur filsafat terbaru
- struktur filsafat terupdate
- sumbangsih plato bagi dunia
- sunnah dan khabar
- Supersemar Meluruskan atau Memurtadkan Ideologi Bangsa
- supersemar palsu
- tehnik membaca
- tehnik membaca cepat
- tehnik penulisan artikel pemula
- tehnik penulisan artikel terbaik
- tehnik penulisan artikel terbaru
- tempat ibadah
- teori belajar dan penerapannya
- topi sejarah
- topi wiji thukul
Followers
About me
Follow
Content left
Content right
Content right
sideCategory2
Catwidget2
Catwidget1
Catwidget4
Catwidget3
topads
Diberdayakan oleh Blogger.
Translate
Popular Posts
-
MAKALAH METODE PENELITIAN FILOLOGI Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kulia h “Filologi” Dosen Pengampu Ahmad Musonnif, M. Hi...
-
MAKALAH HADITS-HADITS TENTANG THAHARAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kulia h “ HADITS II ” Dosen Pengampu: Dr . H....
-
TUGAS MAKALAH SEJARAH HADITS PADA PERIODE NABI MUHAMMAD SAW MATA KULIAH: ‘ULUMUL HADITS Dosen Pembimbing : H.Moh.Khoirul Rifa’i, M....
-
Filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke-6 SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir dan berdiskusi akan ke...
-
Oleh : Arif Riza Azizi Perpustakaan, sekarang harusnya menjadi tempat yang lebih akrab pada ku, kepada kehidupan keseharian...
-
MAKALAH `ULUMUL HADIST “Pengertian Hadits, Sunnah dan Khabar” Dosen: H.Muh. Khoirul Rifa’I,M.Pd.I Anggota kelompok 1: ...
-
Oleh : Arif Riza Azizi Dalam sejarah peradaban umat manusia, kemajuan suatu bangsa tidak hanya bisa dibangun dengan bermodalkan kek...
-
MAKALAH ULUMUL HADITS HADITS RIWAYAH DAN DIROYAH DosenPengampu : Muh. KhoirulRifa’I, M.Pd.I ...
-
MAKALAH `ULUMUL HADIST “SEJARAH HADITS PADA MASA SAHABAT” Dosen: H.Muh. Khoirul Rifa’I,M.Pd.I Anggota kelompok 4 : Muhamma...
-
Oleh : Arif Riza Hari minggu, para petani tetap giat mencangkuli sawahnya. Tidak ada bedanya dengan hari-hari lainya. Memaknai hari min...