my sense of imagination

ads1

Minggu, 24 Agustus 2014

MAKALAH
Ulumul Hadist
“Hadist Ahad”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Dosen pembimbing: H.Muh.Khoirul Rifa’i,M.Pd.I
 










Kelompok VIII (Delapan)
1. JUHAN ARDI PRATAMA            (2814133097)
2. MAR’ATUS SOLIKAH                 (2814133108)
3. MIFTAKHUL HUDA                 (2814133114)

TMT- 2D
Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan
IAIN TULUNGAGUNG
2014

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayat dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “HADIST AHAD” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
            Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari jaman jahiliyah menuju jaman yang terang benderang yakni agama islam.
            Sebagai rasa hormat atas bantuan dan bimbingan serta dorongan dari semua pihak, kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1.      Bapak Dr.Maftukhin, M.Ag selaku ketua IAIN Tulungagung.
2.      Bapak H.Muh.Khoirul Rifa’i,M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Ulumul Hadist.
3.      Semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya tugas makalah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas segala budi kebaikan mereka semua dan selalu memberikan berkah-Nya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Dan kami pun menyadari bahwa penyusunan makalah ini pasti banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan diwaktu yang akan dating.
Akhirnya, kami selaku penyusun hanya mengharap keridhaan Allah SWT semata. Semoga makalah ini dapat memberikan  manfaat dan sumbangan baik kepada penyusun sendiri maupun kepada dunia. Amin….
Tulungagung, 29 Mei 2014

                                                                                Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan masalah...................................................................................... 1
C.  Tujuan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A.       Pengertian hadist ahad...........................................................................            2
B.  Macam-macam hadist ahad...........................................................          3
C.     Kedudukan hadist ahad.....................................................................     4
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan     .....................................................................................  6
DAFTAR RUJUKAN



BAB 1
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Hadist merupakan sumber hukum ke dua setelah al-Qur’an. Hadist adalah  segala sesuatu yang disandarkan pada Nabi selain Al-Qur’an baik berupa sabda, perbuatan, taqrir, sifat-sifat maupun hal ihwal Nabi dan hukum syara’. Menurut kualitasnya hadist dibagi menjadi tiga yakni hadist shahih, hadist hasan dan hadist dha’if. Sedangkan menurut banyak nya orang yang meriwayatkan suatu hadist,  hadist dibagi menjadi dua yakni hadist mutawatir dan hadist ahad.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah pengertian hadist ahad itu?
2.      Apa saja macam-macam hadist ahad?
C.     TUJUAN
1.         Mengetahui pengertian hadist ahad.
2.         Mengetahui macam-macam hadist ahad.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian hadist ahad
Kata ا حا ر merupakan muhtamil jama’ dari  و ا حدkata و ا حد  berarti satu. dengan demikian, kata berarti satuan, yakni angka bilangan dari satu sampai ke sembilan. Dan dapat pula berarti satuan dari satu suku dari sesuatu.
Menurut istilah, hadist ahad berarti hadist yang diriwayatkan oleh orang-seorang, atau dua orang, atau lebih, akan tetapi belum cukup syarat padanya untuk dimasukkan sebagai mutawatir.
Dengan kata lain, hadist ahad adalah hadist yang jumlah perawinya tidak sampai kepada tingkat jumlah mutawatir.[1]
B.     Macam-macam hadist ahad
1.      Hadist Masyhur
a.       Pengertian  hadist masyhur
Kata  مشهو ر berarti منتشر  , yakni sesuatu yang sudah tersebar atau populer.
Menurut Ibnu Hajar al-Asqalany, Hadist Masyhur ialah hadist yang diriwayatkan oleh lebih dari dua orang perawi tetapi belum mencapai derajat mutawatir. [2]
Macam-macam hadist Masyhur:

1.      Hadist masyhur dikalangan Ulama Hadist saja.
2.      Hadist masyhur dikalangan Ulama Hadist dan Ulama lainnya.
3.      Hadist masyhur dikalangan Ulama yang bukan Ulama Hadist (misalnya ulama fiqh, ulama ushul, dan sebagainya).
4.      Hadist masyhur dikalangan masyarakat awam.

Contoh hadist yang masyhur dikalangan ulama hadist dan ulama lainnya:

قا ل ر سو ل ا لله ص. م. ا لمسلم من سلم ا لمسلمو ن من لسا نه و يد ه و ا لمها جر من هجر ما نهر الله عنه "متفق عليه"
Artinya: Rasulullah bersabda: “yang dimaksud dengan orang islam (muslim) ialah orang yang tidak mengganggun orang-orang islam lainnya, baik dengan lidahnya maupun dengan tangannya, dan yang dimaksud dengan orang yang berhijrah (muhajir) adalah orang yang pindah dari apa yang dilarang oleh Allah.
(mutafakum Alaih)
b.      Kualitas hadist masyhur
Ada hadist masyhur yang berkualitas shahih, ada yang hasan dan ada yang dha’if.
·         Contoh hadist masyhur yang berkualitas shahih
من ا تى ا لجمعة فليغتسل "ر و ا ه ا لجما عة عن ا بن عمر عن ا بيه"
Artinya : Barang siapa yang pergi ke Jum’at, hendaklah terlebih dahulu mandi. (Riwayat jamaah dari Ibnu Umar dari Ayahnya).

·         Contoh hadist masyhur yang berkualitas hasan
طلب ا لعلم فر يضة على كل مسلم" رو ا ه ا بن ما جه"
Artinya: Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. (riwayat Ibnu Majah).
·         Contoh hadist masyhur yang berkualitas dha’if
....و ا ن ا لعلما ء و ر ثة ا لا ء نبيا ء
Artinya: . . . dan sesungguhnya Ulama itu adalah pewaris Nabi . . .
Hadist ini diriwayatkan oleh Abu Daud, Turmudzi, Darimy, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Al-Baihaqy.
2.      Hadist ghoiru masyhur
Hadist ghoiru masyhur dibagi menjadi dua, yakni hadist Aziz dan hadist gharib.
a.       Hadist Aziz
Menurut bahasa, kata ا لعز يز dapat berarti ا لشريف  (yang mulia) ; ا لنا د ر (yang jarang); ا لقو ى  (yang kuat).
Hadist Aziz adalah hadist yang diriwayatkan oleh dua orang atau lebih.
Contoh hadist aziz:
ا ن ر سو ل الله  ص. م. قا ل: لا يؤ من ا حد كم حتي ا كو ن ا حب ا ليه من و ا لد ه و و لد ه  "متفق عليه"
Artinya: Bahwasannya Rasulullah SAW telah bersabda, tidaklah beriman seseorang di antara kamu sehingga dia lebih mencintai diri Nabi dari cinta-nya kepada orang tua dan anaknya. (mutafakum Alaih)[3]
Kualitas hadist Aziz :
Ada yang shahih, ada yang hasan dan ada yang dha’if.
b.      Hadist Gharib
Kata الغر يب  menurut bahasa berarti  ا لبعيد عن ا لو طن = yang jauh dari tanah air. Bila dinyatakan: كلا م غر يب  maksud nya adalah بعيد عن ا لفهم  = sulit dipahami.
Hadist gharib adalah hadist yang dalam thabaqah sanadnya ada perawi yang menyendiri yang terdiri dari satu orang atau karena perawi itu mempunyai sifat atau keadaan tertentu.
قا ل ا لنبي ص. م. ا لاء يما ن بضع و سبعو ن شعبة و ا لحيا ء شعبة من ا لا ء يما ن  
Artinya : Nabi SAW bersabda: “iman itu berbilang 70 cabang. Dan rasa malu merupakan salah satu cabang iman”.
Kualitas hadist Gharib:
Ada yang shahih, hasan dan dha’if.
C.    Kedudukan  hadist ahad
Hadist ahad yang maqbul (antara lain yang berkualitas Shahih), apabila yang berhubungan dengan masalah hukum, maka menurut jumhur ulama, wajib diamalkan.
Untuk masalah yang berkaitan dengan soal aqidah, maka ulama berselisih pendapat.
 Diantara mereka ada yang menyatakan, bahwa hadist ahad dapat saja digunakan sebagai dalil untuk menetapkan masalah aqidah. Alasanya, karena hadist ahad yang shahih, memfaidahkan ilmu. Dan yang memfaidahkan ilmu itu wajib diamalkan.
Adapun pendapat yang kedua untuk hadist ahad, walaupun memenuhi syarat, tetap tak dapat dijadikan landasan (dalil) pokok terhadap penetapan aqidah. Alasannya, hadist ahad berstatus memfaidahkan dhanny(dugaan).
Hadist ahad yang telah memenuhi syarat, dapat saja dijadikan hujjah(dalil) unutuk masalah aqidah, sepanjang hadist tersebut tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan hadist-hadist lain yang lebih kuat. [4]




BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
·         Hadist ahad adalah hadist yang jumlah perawinya tidak sampai kepada tingkat jumlah mutawatir.
·         Macam-macam hadist ahad :
a.       Hadist masyhur : ialah hadist yang diriwayatkan oleh lebih dari dua orang perawi tetapi belum mencapai derajat mutawatir.
b.      Hadist ghoiru masyhur: 1. Hadist aziz
   2.Hadist Gharib



DAFTAR RUJUKAN

Drs.M Syuhudi Ismail,1991. Ilmu Hadist. Bandung :Angkasa.



[1] Drs.M Syuhudi Ismail, Ilmu Hadist. Angkasa. Bandung: 1991. Hal.141
[2] Ibid hal 141
[3] Ibid. Hal 151
[4] Ibid hal.158

0 komentar:

Posting Komentar